Industri Hiburan Kumpulkan Jelantah – Terapkan ESG, Industri Hiburan Kumpulkan Jelantah Sampai Bangun Kebun Panel Surya.
Industri hiburan, baik dalam negeri nexwin77 maupun global berlomba-lomba menerapkan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola atau ESG. Usaha ini diharapkan mampu menekan dampak laju perubahan iklim. Caranya pun beragam dengan nilai investasi hingga ribuan triliun rupiah per tahun.
PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk atau Cinema XXI, misalnya, menerapkan konsep ESG dengan menggunakan bahan yang aman dan ramah lingkungan untuk produk makanan dan minuman (food and beverages/F&B).
Bahan baku, antara lain jagung yang dimanfaatkan sebagai jagung brondong atau popcorn bukan modifikasi buatan (non-genetically modified organism). Bahan lain seperti gula berasal dari kelapa organik dan minyak bebas lemak.
Cinema XXI juga mengalokasikan minyak jelantah, bekas olahan yang akan dimanfaatkan sebagai bahan bakar nabati atau biofuel. Perusahaan ini telah menampung 52.766 kilogram (kg) jelantah dari 209 lokasi bioskop selama November 2023 hingga Maret 2024. Hingga 21 Mei 2024, perusahaan ini mengelola total 248 bioskop di seluruh Indonesia.
“Di Cinema XXI, kami senantiasa menjaga kualitas makanan dan minuman konsumen. Misalnya, minyak yang digunakan tak sampai keruh. Namun, minyak jelantah tetap bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih baik,” ujar Pelaksana Tugas Head of Cinema Operations Cinema XXI Ricky Samsoedin dalam acara bertajuk, “Inisiatif Keberlanjutan Cinema XXI untuk Lingkungan” di Jakarta, Rabu (5/6/2024).
Minyak-minyak jelantah ini lantas diterima Tukr, perusahaan pengumpul minyak jelantah. Cairan bekas tersebut akan diolah perusahaan-perusahaan global yang mampu mengonversinya menjadi biodiesel. Perusahaan-perusahaan energi ini tersebar di berbagai lokasi, antara lain Asia, Eropa, dan Amerika.
“Kami kumpulkan minyak jelantah saja, tapi tak mendistribusikan atau mengolah minyak jelantah jadi biofuel. Minyak itu akan diambil berbagai pihak dari mancanegara yang membutuhkan sebagai bahan baku pembuatan biofuel di kilang-kilang mereka,” kata Head of Brand and Partnership Tukr Adhi Putra Tawakal.
Pada kesempatan sama, Dosen Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Aulia Qisthi menilai, upaya ESG bisa menjadi indikator yang bermanfaat bagi manusia dan planet. Dari sisi manusia, ada masyarakat yang diberdayakan untuk mengelola bahan-bahan bekas. Bagi planet, ada pencegahan emisi karbon yang terlepas ke atmosfer.
Sebelumnya, pengamat sekaligus peneliti film, Hikmat Darmawan mengatakan, penyangga bisnis industri film justru didominasi penjualan makanan dan minuman. Meski tak setiap penonton membeli makan dan minum saat menonton, tetapi konsumen rela merogoh kocek berkali lipat dari harga tiket.
Nilai ekonomi yang dihasilkan bahkan bisa mencapai empat kali lipat dari harga tiket. Hal ini bisa menjadi potensi bisnis yang mampu dikembangkan.
Konsep ESG juga dilakukan mega perusahaan dunia, antara lain Walt Disney World. Perusahaan hiburan itu membangun 22 hektar panel surya guna menyuplai listrik ke seluruh Disney World. Florida, Amerika Serikat.
Mengutip dari The Hollywood Reporter, upaya Disney World mempraktikkan energi keberlanjutan merupakan salah satu bagian dari tren di antara perusahaan-perusahaan besar. Sebab, banyak investor mencari perusahaan yang peduli lingkungan.
Langkah ini merupakan bisnis besar karena investor mampu menggelontorkan hingga 157,3 miliar dollar AS pada 2022. Nominal itu setara dengan Rp 2.551,4 triliun dengan kurs Rp 16.220 per dollar AS.
Pesaingnya, Comcast Corporation juga melakukan langkah sama. Perusahaan itu membangun panel surya untuk menyuplai energi bagi taman hiburan serta kantor-kantornya. Perusahaan lainnya, Netflix, juga mengganti generator diesel produksinya dengan baterai-baterai yang dapat diisi ulang.
Doug Creutz, analis dari layanan keuangan AS bernama Cowen, mengatakan bertambahnya jumlah investor yang fokus pada ESG mendorong banyak perusahaan untuk menerapkan ESG sekaligus membagikan laporannya. Untuk perusahaan media, total emisi (net emissions) pada 2021 mencapai 40 juta ton karbon dioksida (CO2) atau sekitar 0,1 persen dari total seluruh industri.
“Sony, Comcast, dan Disney menyumbang sekitar 70 persen dari total. Hal ini tak mengejutkan dilihat dari ukuran serta jenis industrinya. Untuk perusahaan yang tak melaporkan emisinya, termasuk Lionsgate dan AMC Networks, kami meyakini total emisi tak lebih dari 5 juta,” ujar Creutz, masih mengutip The Hollywood Reporter.