Program Pangan Gratis – Karpet Merah Jokowi untuk Program Pangan Gratis Prabowo-Gibran. Pemerintahan Presiden Joko Widodo mulai menyiapkan karpet merah bagi program pangan presiden dan wakil presiden 2024-2029 terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Salah nexwin77 satunya terkait program Makan Bergizi Gratis dan Minum Susu Gratis.
Program itu merupakan salah satu janji kampanye Prabawo-Gibran. Program yang semula bernama makan siang gratis dan minum susu gratis itu menyasar 82,9 juta penerima, yakni pelajar, santri, anak balita, dan ibu hamil.
Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran memperkirakan kedua program terintegrasi itu membutuhkan 6,7 juta ton beras dan 1,2 juta ton daging ayam per tahun. Selain itu, dibutuhkan juga 1 juta ton daging ikan, 500.000 ton daging sapi, hingga 4 juta kiloliter susu sapi.
Semula program itu membutuhkan dana Rp 450 triliun per tahun. Namun, dalam pelaksanaannya nanti akan diupayakan dihemat menjadi Rp 225 triliun per tahun. Di sisi lain, masih dibutuhkan juga anggaran sebesar Rp 90 triliun untuk mengimpor minimal 1,1 juta ekor sapi perah guna menambah pasokan susu.
Terlepas dari pendanaan itu, karpet merah program itu mulai disiapkan sejumlah kementerian/lembaga Presiden Jokowi, di antaranya Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Pertanian, dan Badan Pangan Nasional (Bapanas).
Persiapan itu mulai dari simulasi program, perencanaan pemenuhan kebutuhan susu nasional, hingga menjajaki kemitraan dengan negara lain dan perguruan tinggi nasional. Investasi dari negara lain diincar agar tak membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Pada 29 Februari 2024, simulasi atau uji coba makan siang gratis digelar di SMP Negeri 2 Curug, Tangerang, Banten. Simulasi yang menggunakan anggaran Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang itu digelar 15 hari setelah Pilpres 2024.
Simulasi itu dihadiri Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Bupati Tangerang 2018-2023 Ahmed Zaki Iskandar. Penyediaan menu makan melibatkan tujuh pelaku usaha mikro yang berjualan di kantin sekolah.
Selain itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga akan menguji coba program Makan Bergizi Gratis dan Minum Susu Gratis kendati masih menunggu arahan pemerintah pusat. Kementan juga berencana menyimulasikan program Minum Susu Gratis.
Guna penyediaan susu, Kementan telah memiliki rencana program Peningkatan Produksi Susu Sapi Nasional (PPSN). Program PPSN diperlukan lantaran kehadiran program Minum Susu Gratis semakin memperlebar defisit neraca produksi-konsumsi susu nasional.
Rerata kebutuhan susu tahunan akan bertambah dari 4,6 juta ton menjadi 8,7 juta ton. Dengan rerata produksi susu tahunan 0,9 juta ton saja, akan terjadi defisit susu sebanyak 7,8 juta ton atau setara 2 juta sapi perah. Tanpa program itu, defisit susu tersebut sebanyak 3,9 juta ton.
Merujuk data program PPSN, sapi perah yang akan diimpor sebanyak 2,15 juta ekor. Sapi-sapi itu akan didatangkan dari Brasil sebanyak 1,5 juta ekor, terutama sapi perah tropis; Amerika Serikat 500.000 ekor; Australia 100.000 ekor; dan Selandia Baru 50.000 ekor.
Dari jumlah itu, sapi impor yang dibutuhkan untuk program Minum Susu Gratis sebanyak 1,1 juta ekor. Total dana yang diperlukan untuk mendatangkan sapi-sapi tersebut sekitar Rp 90 triliun.
”Impor sapi perah itu bisa dilakukan industri pengolahan susu segar, importir produk susu, penggemukan sapi bakalan, pembibitan sapi, dan BUMN yang bergerak di sektor peternakan,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Makmun, 17 April 2024 (Kompas, 20/4/2024).
Pemerintah juga menjajaki kemitraan sektor pangan dengan negara lain. Pada Selasa (4/6/2024), Indonesia-Uruguay menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerja sama pembangunan pangan, khususnya di bidang peternakan untuk mengembangkan produksi daging dan susu berkualitas.
Penandatanganan MoU itu dilakukan Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi dan Menteri Peternakan, Pertanian, dan Perikanan Uruguay Fernando Mattes. Dalam kerja sama itu, Indonesia juga mengincar transfer teknologi teknologi pertanian dan peternakan.
Menurut Harvick, Kementan bergerak sesuai arahan Presiden Joko Widodo dan presiden terpilih Prabowo Subianto untuk meningkatkan kinerja sektor pangan. Salah satunya adalah peningkatan produksi daging dan susu nasional menuju Indonesia Emas 2045.
”Kami tidak hanya fokus swasembada daging, tetapi juga swasembada protein hewani, termasuk ternak sapi perah penghasil susu,” ujarnya melalui siaran pers.
Sementara Mattos menyatakan, Uruguay berkomitmen mendukung program Makan Bergizi Gratis dan Makan Susu Gratis presiden terpilih yang tengah disiapkan Kementan RI. Salah satunya melalui peningkatan kualitas peternakan dan produk yang dihasilkan.
Uruguay menempati posisi ke-7 produsen daging utama di dunia dengan mengekspor komoditas itu rata-rata 450.000 ton per tahun ke pasar internasional. Uruguay juga dikenal sebagai negara yang memiliki sistem pengelolaan ternak modern dan berkelanjutan. Salah satunya dengan melarang penggunaan hormon dan antibiotik untuk mendorong pertumbuhan ternak sejak 1962.