Pabrikan Mobil Listrik Jepang

Pabrikan Mobil Listrik Jepang  - Beda Strategi, Pabrikan Jepang soal Mobil Listrik. Sudah sejak lama pabrikan asal Jepang merajai pasar otomotif

Pabrikan Mobil Listrik Jepang  – Beda Strategi, Pabrikan Jepang soal Mobil Listrik. Sudah sejak lama pabrikan asal Jepang merajai pasar otomotif dunia. Namun, kini di tengah tren meningkatnya permintaan mobil listrik, pabrikan asal Amerika Serikat, China, Eropa, dan Korea Selatan meluncur cepat dengan berbagai inovasi produknya. Mereka sakaw39 bersiap menggeser dominasi Jepang untuk jangka waktu ke depan.

Mengutip data Badan Energi Internasional (IEA), penjualan mobil listrik secara global pada 2023 mencapai 14 juta unit. Angka ini meningkat 3,5 juta unit atau 35 persen dibandingkan penjualan 2022. Dibandingkan 2018, penjualan mobil listrik pada 2023 itu meroket enam kali lebih tinggi.

Penjualan mobil listrik itu setara dengan 15,09 persen dari total penjualan mobil listrik dan bukan listrik secara global pada 2023. Merujuk data Organisasi Internasional Produsen Kendaraan Bermotor (OICA), total penjualan mobil saat itu sebanyak 92,72 juta unit.

Pemimpin pasar mobil listrik adalah Tesla dengan pangsa pasar sekitar 19,9 persen. Di belakangnya ada rombongan pabrikan China, seperti BYD dengan pangsa pasar 17,1 persen, GAC Aion dengan pangsa pasar 5,2 persen, SGMW Wulling dengan pangsa pasar 4,9 persen, dan MG dengan pangsa pasar 2,3 persen.

Ada juga rombongan pabrikan Eropa, di antaranya Volkswagen dengan pangsa pasar 4,6 persen, BMW dengan pangsa pasar 3,6 persen, dan Mercedez-Benz dengan pangsa pasar 2,6 persen. Tak mau ketinggalan, ada duo pabrikan Korsel, yakni Hyundai dengan pangsa pasar 2,9 persen dan KIA dengan pangsa pasar 2,0 persen.

Kini secara akumulasi, terdapat 40,2 juta unit mobil listrik tersebar di seluruh dunia. Lebih dari setengahnya atau 21,9 juta unit berasal dari pabrikan mobil China. Sebanyak 11,2 juta unit berasal dari pabrik mobil Eropa, 4,8 juta unit dari pabrikan mobil asal AS, dan sisanya sebanyak 2,6 juta unit dari pabrikan mobil negara lainnya.

Dari data ini tidak terlihat satu pun pabrikan asal Jepang. Namun, bila tidak melihat dari varian mobil listrik, pabrikan Jepang masih merajai penjualan otomotif dunia.

Toyota masih merajai penjualan mobil dunia. Bahkan, Honda juga masih duduk di peringkat ketiga. Peringkat kedua diduduki Volkswagen.

Absennya pabrikan Jepang di tangga teratas penjualan mobil listrik dunia ini menimbulkan pertanyaan. The Economist dalam artikelnya berjudul ”How Japan is Losing the Global Electric-Vehicle Race” pada April 2023 menyebutkan, ketertinggalan Jepang pada pengembangan mobil listrik berbasis baterai adalah buah dari kebesarannya di masa lalu.

Ekosistem otomotif pabrikan Jepang untuk produksi kendaraan bermotor berbahan bakar minyak (internal combustion engine/ICE) sudah terlampu besar dan mengglobal. Perubahan produksi menjadi mobil listrik jadi tidak lincah.

Namun, bukan berarti pabrikan Jepang ini ogah bertransformasi dari produksi mobil bensin. Di kalangan eksekutif pabrikan Jepang, ada pandangan bahwa masyarakat menginginkan transformasi dari mobil berbahan bakar fosil ke listrik secara perlahan.

Hanya saja, belum jelas seperti apa preferensi publik. Itulah kenapa, Toyota misalnya menjalankan strategi multipath ways. Jadi, mereka tetap melayani apa pun kebutuhan konsumen. Mau mobil bensin, listrik baterai, hibrida, biofuel, dan lain-lain, mereka akan tawarkan varian kendaraannya.

Uniknya, Jepang lebih memilih untuk mengembangkan produksi mobil bertenaga hidrogen ketimbang mobil listrik berbasis baterai. Ini tak lain buah dari kebijakan Perdana Menteri Jepang 2012-2022 Shinzo Abe yang pada 2015 ingin menjadikan Jepang sebagai negara terdepan urusan hidrogen.

Kendati tertinggal dalam urusan mobil listrik baterai dibandingkan pabrikan negara lainnya, para eksekutif pabrikan Jepang ini tetap memberikan perhatian pada produksi jenis ini. Toyota mengumumkan akan merilis 10 model baru mobil listrik dan mendorong penjualan mobil listrik hingga 1,5 juta unit pada 2026.

Begitu juga Honda yang mengumumkan akan meluncurkan 30 model kendaraan listrik pada 2030. Honda bahkan berkolaborasi dengan Sony membuat perusahaan patungan untuk mempercepat produksi kendaraan listrik.

Nissan juga mengumumkan akan mengeluarkan 19 model baru mobil listrik pada 2030. Perusahaan itu bahkan menegaskan bahwa elektrifikasi adalah inti dari strategi perusahaan.

Lantas bagaimana pasar mobil listrik di Indonesia? Mengutip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil listrik berbasis baterai pada periode Januari-April 2024 mencapai 7.697 unit.

Angka ini setara dengan 2,91 persen dari total penjualan mobil secara keseluruhan pada periode yang sama. Kontribusi penjualan mobil listrik berbasis baterai itu meningkat dibandingkan penjualan sepanjang 2023 sebesar 1,69 persen.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *