Pengembang Didorong Garap Destinasi Wisata Superprioritas – Pemerintah mendorong pelaku usaha properti mempercepat investasi di destinasi wisata superprioritas Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Pembangunan kepariwisataan dan ekonomi kreatif di destinasi superprioritas membutuhkan kolaborasi lintas sektor untuk penyediaan fasilitas pariwisata.
Lima destinasi pariwisata superprioritas yang ditetapkan pemerintah adalah Danau Toba (Sumatera Utara), Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), dan Likupang (Sulawesi Utara).
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Real Estat Indonesia (REI) Joko Suranto mengemukakan, potensi topgaming77 investasi yang ditawarkan pemerintah, antara lain, di Labuan Bajo. Lahan seluas 140 hektar di Taman Wisata Parapuar di Manggarai Barat, misalnya, belum berkembang karena faktor infrastruktur.
Saat ini durasi kunjungan wisatawan di Labuan Bajo masih relatif pendek, yakni berkisar 2-3 hari. Hal ini disebabkan masih minimnya pilihan destinasi wisata. Akibatnya, pengembangan properti untuk menopang pariwisata masih berskala kecil.
”Percepatan investasi properti di destinasi pariwisata memerlukan fasilitasi perizinan dan regulasi, serta kemudahan fiskal dan nonfiskal,” ujarnya dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-52 REI di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Jumat (26/4/2024).
Sebelumnya, kolaborasi dilakukan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S Uno dan Joko Suranto, di Labuan Bajo, Kamis (25/4/2024). Adapun ruang lingkup MoU meliputi pertukaran data dan/atau informasi; pengembangan destinasi pariwisata dan infrastruktur ekonomi kreatif; pengembangan industri dan investasi di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif; serta pengembangan ekonomi digital dan produk kreatif.
Pertumbuhan ekonomi Labuan Bajo, menurut Ketua Dewan Pimpinan Daerah REI NTT Bobby Pitoby, tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir sejalan dengan penetapan destinasi pariwisata superprioritas. Namun, kontur lahan bergelombang menyebabkan biaya penyiapan lahan (land clearing) sangat besar.
Sandiaga Uno menyatakan, pemerintah membuka peluang sebesar-besarnya bagi pengembang properti untuk berinvestasi di destinasi pariwisata, termasuk destinasi pariwisata superprioritas. Pihaknya menggandeng REI sebagai asosiasi pengembang untuk percepatan investasi, termasuk menggarap Rumah Kreasi Nusantara. Dengan demikian, Labuan Bajo diharapkan bisa mengedepankan kreasi yang terbaik.
Menurut Sandiaga, daya tampung di Pulau Komodo 250.000 orang, sedangkan daya tampung bandara 1 juta sehingga harus dibangun destinasi lain di luar Pulau Komodo, di antaranya destinasi wisata Batu Cermin, Wae Rebo, Flores Timur, Maumere, dan destinasi wisata religi. Pengembangan destinasi wisata perlu melibatkan REI.
”Destinasi ke Pulau Komodo tidak harus dilakukan di waktu bersamaan sehingga destinasi wisata darat lain terbangun dengan melibatkan pengembang-pengembang REI,” ujar Sandiaga.
Sandiaga menambahkan, pemerintah sudah melakukan penanaman 1 juta pohon di Parapuar, pengembangan destinasi berbasis budaya, kegiatan wisata berbasis lingkungan (ecotourism), dan berbasis hijau (green tourism). Pariwisata hijau, antara lain, destinasi reduksi karbon, penanaman mangrove dan pengelolaan sampah, penggunaan energi baru dan terbarukan, serta energi listrik di seluruh destinasi prioritas.
”Kita konsepkan di sini (Labuan Bajo) dijadikan Rumah Kreasi Nusantara untuk seluruh masyarakat Indonesia, melalui kolaborasi untuk pariwisata hijau dengan pendekatan propertinomics, dan penanaman 1 juta pohon, destinasi berbasis kearifan lokal dan berkonsep pariwisata hijau. Kami tawarkan REI untuk percepat investasi,” ujar Sandiaga.
Director Ciputra Group Meiko Handoyo Lukmantara menambahkan, pengembangan infrastruktur jalan, dan air bersih membutuhkan peran pemerintah untuk bisa mendorong investasi hotel dan destinasi wisata melaju lebih kencang. DI sisi lain, pengembangan properti seperti vila masih terkendala pasar.