Empat Hari Kerja – Dapatkah Empat Hari Kerja dalam Sepekan Diterapkan di Indonesia? Beberapa waktu terakhir, Kementerian BUMN ramai diperbincangkan publik karena menjadi salah satu instansi pertama di Indonesia yang mencetuskan untuk mengimplementasikan sistem kerja empat hari dalam sepekan.
Dalam skema sistem kerja tersebut, pegawai Kementerian BUMN yang selama empat hari telah bekerja lebih dari 40 jam dapat mengambil jatah libur pada hari Jumat sehingga total libur menjadi tiga hari.
Deputi topgaming77 Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia, Teknologi, dan Informasi Kementerian BUMN Tedi Bharata mengatakan, saat ini lembaganya tengah melakukan sejumlah persiapan untuk menerapkan skema empat hari kerja. Dua hal yang perlu dimatangkan adalah regulasi dan kesiapan platform digital terkait sistem kerja.
”Dari segi regulasi sedang kita matangkan. Selain itu, secara sistem juga perlu dipersiapkan untuk kemudian dapat diselaraskan,” ujarnya kepada Kompas, beberapa waktu lalu.
Gagasan penerapan sistem kerja empat hari seminggu muncul sebagai jalan tengah upaya meningkatkan produktivitas pegawai, tetapi di saat yang bersamaan pegawai juga memiliki keseimbangan dalam menjalankan kehidupan dan pekerjaan (work-life balance).
Apa yang dicanangkan Kementerian BUMN dalam dunia bisnis global lazim disebut pemampatan jam kerja (compressed work schedule). Skema kerja ini rupanya sudah lumrah diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang beroperasi di wilayah Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, Kanada, Australia, dan Jepang.
Mengutip situs resmi Department of Commerce (DOC) Amerika Serikat, compressed work schedule merupakan jadwal kerja ketika seorang pegawai dapat menyelesaikan target kerja dua minggu dalam waktu kurang dari 10 hari.
Terdapat beberapa skema pemampatan waktu kerja, tetapi umumnya terdapat dua skema yang banyak diterapkan perusahaan-perusahaan di dunia, yakni skema 4/10 yang berarti empat hari kerja dengan 10 jam kerja per harinya, atau skema 9/80, yang berarti karyawan dituntut bekerja selama sembilan hari dalam dua pekan untuk memenuhi 80 jam kerja.
Sudah lazim di dunia
Saat ini, sedikitnya sudah ada 21 negara yang menjadi lokasi beroperasinya perusahaan yang mengimplementasikan sistem empat hari kerja dalam sepekan.
Belgia menjadi negara pertama di Uni Eropa yang membuat undang-undang selama empat hari dalam seminggu. Sejak Maret 2022, karyawan di Belgia berhak memutuskan untuk bekerja empat atau lima hari seminggu. Dengan konsekuensi, jika memilih bekerja empat hari seminggu, jam kerja harian akan bertambah untuk mengejar target mingguan.
Sementara di Inggris, kelompok nirlaba 4 Day Week Global bersama dengan lembaga kajian Autonomy, University of Cambridge, dan Boston College di Amerika Serikat melakukan uji coba penerapan empat hari kerja seminggu dengan melibatkan 60 perusahaan yang memiliki total 3.300 karyawan.
Hasil dari uji coba yang berlangsung Juni-Desember 2022 tersebut menunjukkan sebanyak 71 persen karyawan yang terlibat dalam uji coba merasa lebih bugar dalam bekerja. Sementara itu, hampir separuh atau 48 persen karyawan yang terlibat dalam uji coba merasa lebih puas terhadap hasil pekerjaan mereka.
Dari sisi perusahaan, sebanyak 56 perusahaan atau 92 persen di antaranya memilih akan tetap melanjutkan sistem empat hari kerja. ”Ini terobosan besar untuk gerakan menuju ke sistem empat hari kerja dalam seminggu,” kata Direktur 4 Day Week Global Joe Ryle dalam pernyataan tertulisnya.
Profesor ahli kepemimpinan di Sekolah Bisnis Henley di University of Reading, Benjamin Laker, dalam artikel berjudul ”What Does the Four-Day Workweek Mean for the Future of Work?” yang dipublikasikan di situs Sloanreview.mit.edu menulis, di masa depan praktik kerja empat hari dalam seminggu atau delapan hari dalam dua minggu akan semakin lumrah di dunia.
Hal tersebut dikarenakan praktik pemampatan jam kerja telah terbukti dapat meningkatkan produktivitas dan kesehatan mental dari pekerja. Bukti pendukungnya berupa hasil riset di Islandia. Di negara itu para peneliti menemukan bahwa empat hari kerja dalam seminggu tanpa pemotongan gaji telah meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas pekerja.
Penerapan di Indonesia
Bicara soal produktivitas, tingkat produktivitas tenaga kerja Indonesia tercatat masih amat rendah. Dalam riset Organisasi Buruh Internasional (ILO), produktivitas tenaga kerja Indonesia hanya menduduki peringkat kelima di Asia Tenggara pada 2021.
Setiap satu pekerja di Indonesia tiap jam kerja menyumbang 12,96 dollar AS terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2021. Produktivitas pekerja Indonesia masih berada di bawah Singapura (74,15 dollar AS/orang/jam), Brunei Darussalam (55,92 dollar AS/orang/jam), Malaysia (25,59 dollar AS/orang/jam), dan Thailand (15,06 dollar AS/orang/jam).