BI Klaim Kebijakan Moneternya

BI Klaim Kebijakan Moneternya - BI Klaim Kebijakan Moneternya Manjur Tarik Modal Asing dan Stabilkan Rupiah.

BI Klaim Kebijakan Moneternya – BI Klaim Kebijakan Moneternya Manjur Tarik Modal Asing dan Stabilkan Rupiah.

Bank Indonesia mengklaim kebijakan moneternya manjur memikat investor asing kembali masuk ke pasar keuangan domestik. Hal ini turut membuat nilai tukar rupiah cenderung menguat di jpslot138 sekitar level Rp 16.000 per dollar AS.

Selama tiga pekan hingga 17 Mei 2024, investor asing telah mencatatkan beli neto di pasar keuangan domestik mencapai Rp 29,17 triliun. Ini terdiri dari beli neto senilai Rp 11,41 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), beli neto di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) senilai Rp 24,33 triliun, dan jual neto di pasar saham senilai Rp 6,57 triliun.

Masuknya aliran modal asing ke pasar keuangan domestik tersebut terjadi setelah Bank Indonesia (BI) pada 24 April 2024 memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 6,25 persen. Keputusan tersebut diambil setelah nilai tukar rupiah terdepresiasi sekitar 5,07 dibanding pada Desember 2023 dan investor asing per 22 April 2024 mencatatkan jual neto hingga 1,9 miliar dollar AS.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengklaim, transmisi kebijakan moneter pascakenaikan suku bunga acuan (BI Rate) berjalan dengan baik. Ini antara lain ditunjukkan oleh suku bunga pasar uang (IndONIA) yang tetap bergerak dalam kisaran BI Rate, yakni 6,05 persen pada 21 Mei 2024.

Selain itu, suku bunga SRBI untuk tenor 6, 9, dan 12 bulan pada 17 Mei 2024 tercatat masing-masing pada level 7,29 persen, 7,38 persen, dan 7,48 persen. Ini meningkat dibandingkan dengan hasil lelang pada 19 April 2024 yang masing-masing sebesar 6,81 persen, 6,82 persen, dan 6,94 persen.

”Di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang tinggi, penerbitan SRBI mendukung aliran masuk modal asing ke dalam negeri,” kata Perry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta, Rabu (22/5/2024).

Hal ini juga tecermin melalui kepemilikan asing terhadap SRBI yang meningkat, dari semula Rp 71,55 triliun per 23 April 2024 menjadi Rp 142,90 triliun pada 21 Mei 2024. Sejalan dengan itu, persentase kepemilikan asing terhadap total saldo juga meningkat, dari 18,18 persen menjadi 28,11 persen.

Di sisi lain, menurut Perry, imbal hasil SBN tenor 10 tahun turut meningkat setelah kenaikan BI Rate, dari 6,71 persen per akhir Maret 2024 menjadi 7,21 persen per akhir April 2024. Namun, per 21 Mei 2024, imbal hasil SBN tenor 10 tahun kembali turun menjadi 6,86 persen seiring dengan kenaikan aliran modal asing ke instrumen SBN.

Secara akumulatif, aliran modal asing ke pasar SBN dan SRBI sejak awal Mei hingga 20 Mei 2024 mencapai 4,2 miliar dollar AS. Kembali masuknya aliran modal asing tersebut turut berdampak terhadap nilai tukar rupiah.

Hal ini juga tecermin melalui kepemilikan asing terhadap SRBI yang meningkat, dari semula Rp 71,55 triliun per 23 April 2024 menjadi Rp 142,90 triliun pada 21 Mei 2024.

Mengutip data Jakarta Inter Spot Dollar (Jisdor) pada Rabu (22/5/2024), rupiah ditutup di level Rp 15.995 dollar AS atau menguat 1,75 persen dibandingkan dengan penutupan pada 30 April 2024. Penguatan rupiah tersebut, menurut Perry, didorong oleh dampak positif respons bauran kebijakan moneter BI pada April 2024.

Meski masih akan tetap berfluktuasi di sekitar Rp 16.000 per dollar AS, pergerakan rupiah dinilai cukup stabil. Bahkan, ke depan, rupiah diproyeksikan cenderung menguat.

”Ada empat faktor yang akan mendorongnya (penguatan rupiah), yakni kembali masuknya aliran modal portofolio asing, menariknya imbal hasil (investasi portofolio), prospek ekonomi Indonesia yang bagus dibandingkan emerging market lainnya, serta komitmen BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah,” ujar Perry.

Dengan demikian, Perry melanjutkan, kenaikan BI Rate sebesar 25 bps pada April dirasa cukup untuk terus menarik aliran modal asing, membuat rupiah stabil, serta memastikan inflasi akan tetap dalam sasaran 1,5-3,5 persen. Kendati demikian, BI senantiasa akan menakar kembali arah kebijakan moneter ke depan.

BI memutuskan tetap mempertahankan suku bunga acuannya sebesar 6,25 persen, suku bunga deposit facility menjadi 5,5 persen, dan suku bunga lending facility 7 persen. Kebijakan ini diambil guna mengantisipasi gejolak ketidakpastian global di masa mendatang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *