BI Perluas Sektor Kredit

BI Perluas Sektor Kredit - BI Perluas Sektor Sasaran Kredit, Perbankan Janji Genjot Penyaluran. Industri perbankan berkomitmen untuk terus

BI Perluas Sektor Kredit – BI Perluas Sektor Sasaran Kredit, Perbankan Janji Genjot Penyaluran. Industri perbankan berkomitmen untuk terus menyalurkan kredit ke sektor-sektor potensial kopislot77 guna mendukung pertumbuhan ekonomi domestik.

Hal ini seiring langkah Bank Indonesia menambah insentif pengurangan giro wajib minimum dan memperluas cakupan sektor sasaran Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial yang mulai berlaku per 1 Juni 2024.

Executive Vice President Corporate Communication and Social Responsibility PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Hera F Haryn mengatakan, BCA mengapresiasi upaya BI untuk mendukung penyaluran kredit sektor prioritas melalui Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM). Perluasan cakupan sektor sasaran KLM tersebut akan berdampak positif bagi penyaluran kredit perbankan.

“Kami melihat implementasi KLM merupakan hal positif dalam mendorong pertumbuhan kredit, termasuk kepada sektor-sektor prioritas yang diperluas, seperti sektor penunjang hilirisasi, konstruksi dan real estate produktif, otomotif, perdagangan, hingga ekonomi kreatif,” katanya saat dihubungi dari Jakarta, Kamis (6/6/2024).

BI kembali memperluas cakupan sektor sasaran KLM. Sebelumnya, sektor sasaran meliputi hilirisasi minerba, hilirisasi nonminerba, perumahan, dan pariwisata. Melalui kebijakan baru, BI menambah sektor sasaran.

Sektor tambahan yang dimaksud meliputi otomotif, perdagangan, listrik, gas, dan air, serta jasa sosial. Sektor pariwisata turut diperluas, yakni mencakup juga ekonomi kreatif.

KLM merupakan insentif yang ditetapkan oleh BI melalui pengurangan giro bank di BI guna pemenuhan giro wajib minimum (GWM) yang harus dipenuhi secara rata-rata. Kebijakan ini telah melalui beberapa tahapan reformulasi sejak penerapannya pertama kali pada 2022.

Dengan menyalurkan kredit ke sektor-sektor tertentu sesuai dengan dengan ketentuan, perbankan akan memperoleh insentif pengurangan GWM maksimal sebesar 4 persen dari total GWM saat ini sebesar 9 persen.

Per Maret 2024, BCA membukukan penyaluran kredit senilai Rp 835,7 triliun atau tumbuh 17,1 persen secara tahunan. Capaian yang melebihi rata-rata pertumbuhan industri tersebut terutama ditopang oleh pertumbuhan kredit sektor jasa keuangan dan pertambangan nonmigas.

Hera menambahkan, BCA berkomitmen terus menyalurkan kredit untuk sektor-sektor potensial dengan tetap memperhatikan kondisi perekonomian domestik dan global. Penyaluran kredit juga akan dilakukan dengan terus mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dan penerapan manajemen risiko.

Presiden Direktur PT CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan turut menyambut baik kebijakan insentif yang diterapkan oleh BI. Kebijakan KLM tersebut dinilai akan memberikan keringanan terhadap biaya dana (cost of fund/COF) perbankan. “Kami sambut baik. Sedikit banyak akan membantu COF,” ujarnya.

CIMB Niaga telah menyalurkan kredit pada triwulan I-2024 senilai Rp 211,6 triliun atau tumbuh 6 persen secara tahunan. Capaian ini terutama berasal dari segmen Usaha Kecil Menengah yang naik 9,4 persen secara tahunan dan perbankan konsumer yang tumbuh 6,9 persen.

Di sisi lain, kenaikan tertinggi dalam pembiayaan retail, terutama berasal dari Kredit Pemilikan Mobil yang meningkat sebesar 15,8 persen.

Secara keseluruhan, penyaluran kredit oleh industri perbankan ke sektor-sektor prioritas tumbuh positif dibandingkan tahun sebelumnya. Di sektor perdagangan besar, misalnya, perbankan tercatat menyalurkan kredit pada Maret 2024 senilai Rp 1.116,7 triliun atau tumbuh 6,15 persen dibanding Maret 2023 yang sebesar Rp 1.052,2 triliun.

Sebelumnya, Deputi Gubernur BI, Juda Agung, menjelaskan, perluasan dan penguatan KLM per 1 Juni 2024 akan memberikan dampak likuiditas senilai Rp 81 triliun dengan total estimasi mencapai Rp 246 triliun atau setara 3,4 persen dari Dana Pihak Ketiga (DPK).

Hingga akhir 2024, akan ada tambahan likuiditas senilai Rp 115 triliun dengan total estimasi Rp 280 triliun atau setara 3,6 persen dari DPK.

“Momentum (pertumbuhan) yang baik di sektor riil ingin kami pertahankan. Oleh karena itu, di satu sisi, bulan sebelumnya, April, kami menaikkan suku bunga acuan. Tetapi di sisi lain, kebijakan makroprudensial tetap menjaga momentum pertumbuhan ekonomi melalui KLM,” kata Juda dalam taklimat media secara hibrida, Senin (3/6/2024).

Momentum pertumbuhan sektor riil tersebut salah satunya tercermin dari pertumbuhan kredit pada April 2024 yang mencapai 13,09 persen atau tertinggi dalam lima tahun terakhir. Hal ini terutama didorong oleh permintaan kredit dari sektor riil dengan pertumbuhan kredit di sektor korporasi tumbuh 20,32 persen.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *