Fenomena Piknik Rahasia – Sebuah fenomena yang disebut piknik diam-diam atau piknik rahasia (hush cation) tengah terjadi di beberapa negara.
Keleluasaan bekerja, tidak perlu pergi ke kantor, telah dimanfaatkan sejumlah karyawan untuk berwisata tanpa nexwin77 izin kantor, tetapi tetap menuntaskan pekerjaan. Bagaimana perusahaan harus merespons tren yang bakal naik menjelang musim panas ini?
Masalah ini sebenarnya sudah mulai dibahas sejak pertengahan tahun 2023, tetapi beberapa hari ini kembali menghangat. Sejumlah media membahas kecenderungan karyawan yang makin banyak memilih melakukan wisata diam-diam itu. Penyebab fenomena ini masih diperdebatkan dan belum diketahui secara pasti. Tren ini kemungkinan juga sudah terjadi di Indonesia.
Beberapa riset memperlihatkan kecenderungan itu. Menurut RVshare, platform untuk layanan penyewaan fasilitas wisata, 56 persen dari semua orang dewasa yang bekerja mengatakan bahwa mereka sangat mungkin untuk mengambil bagian dalam wisata diam-diam itu. Pada tahun 2023, sebesar 36 persen Gen X dan Milenial, yang hampir semuanya memiliki pekerjaan jarak jauh (remote), sudah mempunyai rencana kerja jarak jauh dan memiliki alasan bahwa perjalanan diam-diam itu adalah ide yang bagus.
Jajak pendapat yang dilakukan ResumeBuilder terhadap 918 generasi Z yang saat ini bekerja di luar kantor atau hibrid menyebutkan, 44 persen pekerja yang disurvei telah melakukan perjalanan diam-diam. Sebanyak 57 persen di antara mereka menyatakan perjalanan diam-diam memberi kesan bahwa mereka masih bekerja pada jam normal. Data lainnya menyebutkan 65 persen menggunakan latar belakang virtual saat melakukan pertemuan kantor secara daring. Mayoritas tidak ketahuan dan tidak mengalami konsekuensi apa pun dari kantor atas tindakannya.
Oleh karena itu, piknik rahasia telah menjadi tren bagi karyawan yang bekerja jarak jauh. Laman Forbes menyebutkan, hal ini bertentangan dengan pepatah lama, ”Jangan pernah mencampurkan bisnis dan kesenangan”. Pekerja muda menyelinap berlibur tanpa membatalkan pekerjaan atau mengungkapkan lokasi mereka kepada perusahaan. Liburan rahasia atau ”perjalanan diam-diam” menjadi lebih umum di kalangan pekerja jarak jauh. Mereka diam-diam mengambil liburan sambil terus bekerja di kursi santai di tepi kolam renang atau di perkemahan yang berada di pegunungan.
Kebohongan tetaplah kebohongan. Tentu saja tidak ideal jika hampir separuh karyawan Gen-Z berbohong kepada atasan mereka tentang lokasi mereka, tetapi kenyataan ini menimbulkan pertanyaan: mengapa mereka merasa harus tidak jujur? Sebagian besar orang yang melakukan perjalanan diam-diam tidak pernah ketahuan karena dapat dipastikan bahwa produktivitas dan hasil pekerjaan mereka tetap tinggi sehingga banyak pimpinan yang tidak menyadarinya. Situasi inilah yang memunculkan dilema.
Mengapa mereka merasa harus tidak jujur?
Salah satu tulisan di laman Inc memberi salah satu pandangan tentang masalah ini. Beberapa kalangan di perusahaan tidak mempermasalahkan hal itu sejauh pekerjaan bisa tuntas. Mereka berargumen bahwa perjalanan diam-diam kemungkinan besar lebih merupakan upaya untuk mengatasi kejenuhan dengan ”menghindari” atasan dibandingkan ingin melalaikan pekerjaan atau bermalas-malasan. Salah satu survei menyebutkan, para pekerja di luar kantor mengaku harus menghabiskan lebih dari satu jam sehari untuk ”melayani” keinginan atasan mereka.
Keinginan itu, antara lain, ialah mengikuti rapat yang kadang tidak berguna, memperbarui jadwal, atau merespons surat elektronik, atau membalas pesan melalui platform Slack yang mungkin hanya digunakan oleh atasan untuk membuktikan bahwa Anda sedang berada di meja kerja. Mereka berargumen bahwa perjalanan diam-diam bukanlah bukti kemalasan Gen-Z. Cara kerja lama yang diinginkan atasan seperti itu hanyalah pertunjukan produktivitas sia-sia yang dituntut oleh para bos zaman dahulu, tetapi berusaha dilanjutkan sampai sekarang.
Melihat berbagai argumen tersebut, sepertinya masalah besar saat ini adalah melanjutkan debat beberapa waktu lalu tentang tempat kerja yang ideal pascapandemi. Di satu sisi ingin mempertahankan cara kerja lama, di sisi yang lain orang mulai melihat cara kerja yang baru harus diubah. Piknik diam-diam hanyalah salah satu sikap melawan kebiasaan dan cara kerja lama di samping tindakan dari beberapa karyawan sebelumnya yaitu keluar dari pekerjaan tanpa alasan yang jelas (great resignation)dan bekerja sesuai beban tugas saja(quit quitting).
Salah satu ahli mengatakan, peralihan dunia kerja yang dramatis akibat pandemi ini memberi kita kesempatan sekali seumur hidup untuk mengubah cara kita bekerja selamanya. Cara kerja lama sudah tak cocok dengan keadaan sekarang. Sekalipun kita bisa saja merestrukturisasi pekerjaan sehingga memungkinkan kita membangun pekerjaan sesuai dengan kehidupan kita, tetapi ternyata tetap saja gagal. Situasi memang sudah berubah. Apa yang bisa dilakukan perusahaan?