Fitch merevisi prospek SJM Holdings menjadi negatif karena pemulihan Istana Grand Lisboa yang lambat – Makau, 2025 – Lembaga pemeringkat kredit global Fitch Ratings baru-baru ini mengumumkan revisi prospek SJM Holdings Limited, operator kasino ternama di Makau, menjadi negatif. Keputusan kiano88 ini diambil seiring lambatnya pemulihan Grand Lisboa Palace, resor andalan SJM yang diharapkan menjadi mesin pertumbuhan baru perusahaan pascapandemi.
Langkah Fitch ini menyoroti kekhawatiran investor dan analis terhadap kemampuan SJM untuk mempercepat pemulihan di tengah persaingan ketat dan biaya operasional yang tinggi.
Grand Lisboa Palace: Harapan yang Tertunda
Grand Lisboa Palace, yang dibuka pada pertengahan 2021, awalnya dipandang sebagai proyek strategis untuk menyaingi resor mewah pesaing seperti Galaxy Macau dan Venetian. Dengan investasi lebih dari US$5 miliar, kompleks ini menawarkan ribuan kamar hotel, ruang kasino, pusat belanja, serta fasilitas hiburan berskala besar.
Namun, menurut Fitch, kinerja Grand Lisboa Palace masih jauh dari ekspektasi. Tingkat hunian hotel dan kontribusi pendapatan gaming belum menunjukkan lonjakan signifikan, meskipun sektor pariwisata Makau sudah mencatat pemulihan sejak 2023. Lambannya performa ini dinilai menjadi faktor utama dalam penurunan prospek kredit SJM.
“Pemulihan Grand Lisboa Palace berjalan lebih lambat dari yang diharapkan, sementara tekanan kompetitif di Cotai tetap tinggi,” tulis Fitch dalam laporannya.
Tantangan Eksternal dan Kompetisi Ketat
SJM menghadapi tantangan besar di pasar Makau yang saat ini sangat kompetitif. Operator besar seperti Sands China, Galaxy Entertainment, dan Wynn Resorts berhasil menarik lebih banyak pengunjung dengan strategi promosi agresif dan fasilitas hiburan yang lebih mapan.
Selain itu, pembatasan perjalanan pascapandemi yang sempat memukul jumlah turis dari Tiongkok daratan membuat SJM kehilangan momentum awal untuk mengoptimalkan Grand Lisboa Palace. Meski kunjungan wisatawan kini meningkat, SJM masih berjuang untuk mengejar pangsa pasar yang telah bergeser ke kompetitor.
Menurut data resmi, pangsa pasar SJM turun ke posisi terendah sepanjang sejarah, hanya berkisar di angka 13–14%, jauh dari era kejayaannya sebelum liberalisasi industri pada awal 2000-an.
Beban Finansial dan Profil Kredit
Dalam laporan terbarunya, Fitch menekankan bahwa utang tinggi dan arus kas terbatas menambah risiko bagi SJM. Biaya pembangunan Grand Lisboa Palace yang besar telah meningkatkan leverage keuangan perusahaan.
Sementara beberapa operator lain sudah menunjukkan tren pemulihan margin dan profitabilitas, SJM masih mencatat arus kas operasi yang tipis. Hal ini menimbulkan keraguan apakah perusahaan dapat secara konsisten memenuhi kewajiban keuangan sambil tetap berinvestasi dalam promosi dan pengembangan.
Prospek negatif yang diberikan Fitch berarti ada kemungkinan tinggi penurunan peringkat kredit jika perusahaan tidak segera menunjukkan perbaikan kinerja.
Respon dari Manajemen SJM
Meski menghadapi tekanan dari lembaga pemeringkat dan investor, manajemen SJM tetap optimis. Dalam pernyataan resmi, mereka menekankan bahwa Grand Lisboa Palace adalah investasi jangka panjang yang akan memberikan hasil seiring dengan meningkatnya kunjungan turis.
“Fokus kami saat ini adalah memperkuat pengalaman pelanggan, mengoptimalkan operasional, serta menyeimbangkan strategi promosi untuk memastikan Grand Lisboa Palace dapat berkontribusi signifikan pada pertumbuhan jangka panjang,” ujar juru bicara perusahaan.
Manajemen juga menyoroti bahwa Makau terus menunjukkan tren pemulihan pariwisata yang positif. Dengan dukungan infrastruktur transportasi baru, seperti jembatan Hong Kong–Zhuhai–Macau, aliran wisatawan diperkirakan akan terus bertambah.
Perspektif Industri dan Analis
Analis industri melihat revisi Fitch sebagai sinyal penting bahwa investor harus lebih waspada terhadap risiko finansial SJM. Meski demikian, mereka juga mencatat bahwa prospek jangka panjang Makau tetap positif, mengingat pemerintah terus mendukung diversifikasi industri hiburan non-gaming dan memperkuat status Makau sebagai pusat wisata global.
Menurut seorang analis pasar dari Hong Kong, “SJM memiliki aset berharga berupa lokasi Grand Lisboa Palace yang strategis di Cotai Strip. Namun, untuk bersaing, mereka perlu mempercepat program pemasaran, menghadirkan hiburan ikonik, serta memperluas segmen pelanggan internasional.”
Implikasi Lebih Luas
Revisi prospek ini bukan hanya tentang SJM, tetapi juga mencerminkan dinamika yang lebih luas di Makau. Pasar yang semakin matang dan kompetitif menuntut operator untuk terus berinovasi. Resor besar tidak lagi cukup hanya mengandalkan permainan kasino; mereka harus menghadirkan pengalaman hiburan lengkap, mulai dari pertunjukan seni hingga event internasional.
Jika SJM gagal mempercepat pemulihan Grand Lisboa Palace, mereka berisiko semakin tertinggal dari pesaing yang sudah lebih dahulu berhasil membangun daya tarik non-gaming yang kuat.
Kesimpulan
Revisi prospek SJM Holdings menjadi negatif oleh Fitch menyoroti tantangan besar yang dihadapi operator legendaris Makau ini. Dengan pemulihan Grand Lisboa Palace yang lebih lambat dari harapan, beban finansial tinggi, dan persaingan ketat, perusahaan perlu mengambil langkah tegas untuk memperbaiki kinerja.
Meski begitu, peluang tetap ada. Jika SJM mampu mengoptimalkan strategi jangka panjang, meningkatkan pengalaman pelanggan, serta memanfaatkan tren pemulihan pariwisata, Grand Lisboa Palace masih bisa menjadi pilar utama yang menopang kebangkitan mereka.
Bagi investor, revisi Fitch menjadi pengingat penting bahwa transformasi di Makau belum merata, dan kesuksesan jangka panjang sangat bergantung pada kemampuan operator seperti SJM untuk beradaptasi dengan cepat di pasar yang terus berubah.