Indonesia Butuh Kapal Selam – Indonesia Butuh Setidaknya 12 Kapal Selam. Sebagai negara maritim, kekuatan bahtera tempur perairan perlu terus didorong untuk menopang peningkatan keamanan.
Pengadaan dua kapal selam Scorpène, melalui kerja sama PT PAL dengan produsen kapal selam asal Perancis, Naval Group, diharapkan dapat selesai dalam kurun 5-7 tahun.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Madya Muhammad Ali mengemukakan, kebutuhan kapal selam yang optimal di Indonesia setidaknya 12 kapal selam. Indonesia pernah memiliki 12 kapal selam di era Orde Lama. Saat ini, Indonesia memiliki 4 kapal selam.
Menurut Ali, spesifikasi kebutuhan kapal selam yang utama adalah memiliki tingkat kesenyapan yang tinggi agar gerakannya tidak diketahui. Pengadaan Scorpène Evolved yang dilengkapi venetian89 baterai lithium-ion (LiB) memiliki keunggulan senyap dan bisa berada lama di dalam air. Pengerjaan dua kapal selam itu diharapkan selesai dalam kurun 5-7 tahun dan dapat sepenuhnya dibangun di galangan kapal PT PAL.
”Kapal selam Scorpène canggih dan tangguh, senyap, dan memiliki kemampuan lama di bawah air. Ini yang kita butuhkan karena kapal selam membutuhkan kerahasiaan dan kesenyapan,” ujar Ali, dalam Seminar Future Submarine and Cybersecurity for Maritime Defense System, di Jakarta, Selasa (14/5/2024).
Kontrak Submarines Class 1800-2800 Tonnage dengan Advanced and Improved Propulsion (AIP) ditandatangani oleh perwakilan Kementerian Pertahanan bersama perwakilan Naval Group dari Perancis dan PT PAL Indonesia, Kamis (28/3/2024).
Dalam kontrak tersebut, Indonesia akan memperoleh dua kapal selam Scorpène, simulator untuk pelatihan, pelatihan untuk anak buah kapal (ABK), instruktur, operator simulator, dukungan logistik terintegrasi, serta material untuk tiga kali misi atau selama satu tahun.
Saat ini, Indonesia memiliki 4 kapal selam.
Menurut Ali, pengerjaan Scorpène memakan waktu lama sehingga perlu disiapkan fasilitas-fasilitas lain untuk mendukung keberhasilan program tersebut. Pihaknya berharap PT PAL terus mempersiapkan sumber daya manusia agar bisa membangun kapal selam sendiri.
Sementara itu, pembangunan fasilitas pangkalan kapal selam juga membutuhkan biaya tidak sedikit. Pihaknya sedang menyurvei dan meninjau beberapa tempat untuk mencari lokasi pangkalan kapal selam.
”Untuk saat ini, satuan kapal selam masih ada di Surabaya. Ke depan, harapannya tunggu kapal-kapal selam banyak dulu, baru kita bisa bagikan ke beberapa tempat,” ujar Ali.
Sumber daya
Senior Executive Vice President PT PAL Satriyo Bintoro mengemukakan, PT PAL mempersiapkan 1.000 sumber daya manusia untuk menggarap proyek pengadaan dua kapal selam Scorpène. Proyek kapal selam ini merupakan proyek kedua setelah PT PAL menggarap proyek kapal selam bekerja sama dengan Korea.
Mengacu pada workshare agreement antara Naval Group dan PT PAL Indonesia, 30 persen dari nilai kontrak pengerjaan proyek akan digarap PT PAL. Dengan panjang 72 meter, kapal selam Scorpène yang nantinya dioperasikan TNI AL akan mampu menjalankan misi bawah air hingga 80 hari. Kapal itu juga dilengkapi 6 tabung peluncur senjata, serta diawaki 31 kru, dengan total muatan senjata 18 torpedo atau peluru kendali (rudal).
Country Director for Indonesia Naval Group Thierry Bouyer mengemukakan, proyek diperkirakan mulai efektif beroperasi pada Oktober 2024. Saat ini, komposisi pengerjaan oleh PT PAL sebesar 30 persen dan Naval 70 persen. Akan tetapi, ke depan, dalam proyek kapal selam, porsi pengerjaan PT PAL diharapkan bisa terus meningkat hingga 70 persen.
Pengadaan Scorpène di dunia saat ini mencapai 14 unit, dan bertambah menjadi 16 unit dengan pengadaan dua kapal selam itu di Indonesia.