Industri Kecerdasan Buatan

Industri Kecerdasan Buatan - Investor Raksasa Jepang Akan Terjun di Industri Kecerdasan Buatan. Perusahaan investasi multinasional

Industri Kecerdasan Buatan – Investor Raksasa Jepang Akan Terjun di Industri Kecerdasan Buatan. Perusahaan investasi multinasional asal Jepang, SoftBank Group, akan berekspansi di bisnis kecerdasan buatan.

Rencana ini mengemuka setelah perusahaan membukukan nilai aset bersih dalam laporan Januari-Maret 2024 senilai 178 miliar dollar AS, hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya.

Laporan triwulanan yang berakhir Maret 2024 itu diumumkan Senin (13/5/2024). Mengutip Bloomberg, Chief Financial Officer SoftBank Yoshimitsu Goto mengatakan, lonjakan nilai aset bersih itu berkat performa unit desain cip Softbank Group, yaitu Arm Holdings Plc. Pencapaian ini membuat perusahaan memiliki dana untuk gencar melakukan investasi baru yang strategis.

Miliarder pendiri SoftBank, Masayoshi Son, telah menyampaikan rencana gebrakan untuk SoftBank Group setelah bertahun-tahun melakukan kesalahan investasi melalui nexwin77 SoftBank Vision Fund, lini bisnis penyuntikan investasi untuk perusahaan rintisan bidang teknologi (start up).

SoftBank Vision Fund melaporkan kerugian sebesar 96,7 miliar yen sejalan dengan rangkaian aktivitas penilaian ratusan perusahaan rintisan yang tidak terdaftar. Rangkaian aktivitas itu juga menyebabkan kerugian yang terealisasi dan belum terealisasi sekitar 54 miliar yen pada perusahaan seperti JD Logistics Inc, Better Holdco Inc, DingDong Ltd, dan AutoStore Holdings Ltd.

Son sebenarnya semakin banyak melakukan investasi melalui perusahaan induk SoftBank Group dibandingkan lewat SoftBank Vision Fund yang dia dirikan tujuh tahun lalu. Dia juga menjual sejumlah aset dari portofolio SoftBank Vision Fund karena bersiap untuk terjun dalam kecerdasan buatan beserta perangkat kerasnya.

Sejak akhir 2021, SoftBank Vision Fund yang dikenal sebagai perusahaan modal ventura terbesar di dunia dengan fokus pada teknologi itu mengalami penyusutan portofolio yang terdaftar di Amerika Serikat hampir 29 miliar dollar AS. Ini terjadi setelah perusahaan menjual sahamnya dari Coupang Inc, DoorDash Inc, dan Grab Holdings Ltd. Angka tersebut belum termasuk penjualan kembali saham Vision Fund pada Arm Holdings Plc ke SoftBank Group tahun lalu.

Mengutip Nikkei Asia, Arm Holdings Plc yang berbasis di Inggris akan membentuk divisi cip kecerdasan buatan yang bertujuan untuk membangun prototipe pada musim semi 2025. Produksi massal, yang akan ditangani oleh produsen kontrak, diperkirakan dimulai pada musim gugur 2025.

Arm Holdings Plc, yang 90 persen sahamnya dimiliki SoftBank Group, akan menanggung biaya pengembangan awal, yang diperkirakan mencapai ratusan miliar Yen. SoftBank Group juga akan berkontribusi. Setelah sistem produksi massal terbentuk, bisnis cip kecerdasan buatan dapat dipisahkan dan ditempatkan di bawah SoftBank Group.

SoftBank Group sudah bernegosiasi dengan Taiwan Semiconductor Manufacturing Corp dan pihak lain mengenai manufaktur untuk mengamankan kapasitas produksi cip kecerdasan buatan.

Sejalan dengan visi kecerdasan buatan, Son ingin SoftBank memperluas jangkauan ke fasilitas pusat data, robot, dan pembangkit listrik. Dia membayangkan menyatukan teknologi kecerdasan buatan, semikonduktor, dan robotika terbaru untuk memacu inovasi di berbagai industri.

SoftBank berencana membangun pusat data yang dilengkapi dengan cip lokal di AS, Eropa, Asia, dan Timur Tengah pada awal 2026. Mengingat pusat data memerlukan daya dalam jumlah besar, perusahaan akan memperluas usaha ke bidang pembangkit listrik. Mereka berencana membangun pembangkit listrik tenaga angin dan surya, dengan fokus pada teknologi fusi generasi berikutnya.

Kelompok ini mengumumkan rencana pada Februari 2024 untuk mendirikan usaha patungan robotika dengan unit dana kekayaan negara Arab Saudi.

”Kecerdasan buatan akan melebihi kemampuan intelektual manusia, dapat memecahkan masalah, seperti meminta bola kristal untuk meramalkan masa depan. Jepang perlu membuat bola kristal paling terang sebagai pusatnya,” ujar Son dalam sebuah simposium, Juli 2023.

SoftBank Group telah beralih dari bisnis di masa lalu untuk mengikuti kemajuan teknologi.

SoftBank Group telah beralih dari bisnis di masa lalu untuk mengikuti kemajuan teknologi. Perusahaan ini menjalankan bisnis internet pada akhir 1990-an melalui usaha patungan dengan Yahoo di Amerika Serikat.

Pada akhir 2000-an, SoftBank Group beralih ke bisnis seluler dengan mengakuisisi perusahaan Inggris, Vodafone, dan perusahaan Amerika Serikat, Spring. Kini, SoftBank akan mencoba bertransformasi menjadi grup yang berpusat pada kecerdasan buatan.

Menanggapi langkah SoftBank Group itu, Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi, Selasa (14/5/2024), di Jakarta, berpendapat, tren bisnis telekomunikasi secara global masih menyangkut infrastruktur jaringan telekomunikasi, baik seluler, jaringan tetap, maupun penggabungan keduanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *