Juventus Vs Milan

Juventus Vs Milan -  Lima Menit Pengubah Takdir Sergio Conceicao. Sergio Conceicao memulai rezimnya sebagai pelatih AC Milan dengan positif

Juventus Vs Milan –  Lima Menit Pengubah Takdir Sergio Conceicao. Sergio Conceicao memulai rezimnya sebagai pelatih AC Milan dengan positif. Milan mengungguli Juventus 2-1 di Stadion Al Awwal Park, Riyadh, Arab Saudi, Sabtu (4/1/2025), demi lolos ke partai puncak Piala Super Italia 2024.

Conceicao hanya membutuhkan waktu lima menit untuk mengubah takdir Milan. Magis itu tercipta rajaburma88 pada durasi menit ke-71 hingga ke-76. Dalam durasi waktu itu, I Rossoneri mencetak dua gol demi membalik ketertinggalan lewat sepakan penyerang sayap Juve, Kenan Yildiz, di menit ke-21.

Christian Pulisic membantu Milan menyamakan kedudukan melalui eksekusi penalti di menit ke-71. Hukuman penalti itu diawali pelanggaran gelandang dan kapten Juve, Manuel Locatelli, kepada Pulisic.

Kemenangan dan tiket ke laga final dikunci Milan melalui gol bunuh diri bek Juve, Federico Gatti, ketika laga berjalan 76 menit. Maksud Gatti menghalau umpan silang gelandang Milan, Yunus Musah, justru membantu bola berbelok mengarah ke gawang sehingga tidak bisa dihalau kiper, Michele Di Gregorio, yang telah berdiri dekat titik putih kotak penalti untuk memotong umpan silang Musah.

Setelah menyingkirkan Juve dari Piala Super Italia, Conceicao membawa Milan jumpa dengan mantan timnya ketika masih aktif bermain, Inter Milan. Conceicao pernah membela Inter dalam 65 gim pada dua musim 2001-2002 dan 2002-2003 dengan sumbangan dua gol.

Conceicao mengungkapkan kunci timnya bisa membalikkan ketertinggalan dari Juve.

“Kami mengubah diri setelah turun minum setelah saling berbicara satu sama lain. Pemain mengerti mereka harus berani untuk menang di laga ini, bukan permainan penuh keraguan seperti di babak pertama yang serupa dengan Milan dalam beberapa waktu terakhir,” kata Conceicao seperti dikutip La Gazzetta dello Sport.

Conceicao pun mewanti-wanti Inter. Ia menegaskan tidak akan terikat dengan nostalgia bersama Inter pada laga final.

“Saya di sini (Milan) buka untuk membuat teman, tetapi untuk menang,” ucapnya.

Menjaga intensitas

Terlepas dari dua kesalahan dari pemain bertahan Juve yang mengawali sepasang gol timnya, Conceicao menunjukkan identitas baru Milan. Ia membantu I Rossoneri mampu mempertahankan intensitas permainan menyerang setidaknya hingga menit ke-80.

Ketika mencetak gol kedua, Milan mencatatkan 57 persen penguasaan bola. Angka itu sudah melebihi catatan rerata penguasaan bola Milan di kompetisi domestik musim ini bersama Paulo Fonseca dengan 54 persen.

Tak hanya menjaga penguasaan bola lebih baik, pemain-pemain Milan juga bermain sabar untuk mengkreasi peluang ke pertahanan Juve. Mereka tidak menyerah untuk mengurung pertahanan juara bertahan Coppa Italia itu, meski baru mencatatkan tembakan mengarah ke gawang pertama pada menit ke-55.

Tembakan gelandang, Tijjani Reijnders, bisa ditangkap dengan sempurna oleh Di Gregorio. Keputusan Conceicao untuk memasukkan Tammy Abraham pada menit ke-61 berjalan sukses.

Duet Abraham dan Alvaro Morata memecah konsentrasi pemain belakang Juve, terutama duet bek tengah, Gatti dan Pierre Kalulu. Kombinasi dua penyerang itu membantu Pulisic untuk bergerak lebih bebas dan liar di sepertiga pertahanan Juve.

Pulisic tidak lagi terpaku bergerak di sisi kanan. Pergerakannya di zona sayap itu bisa diantisipasi oleh rekan setimnya di tim nasional Amerika Serikat, Weston McKennie, yang bertugas sebagai bek sayap kiri. Dua gol Milan tak lepas dari pergerakan Pulisic.

Selain mencetak gol, Pulisic juga sempat hasilkan satu tembakan tepat sasaran lainnya. Itu membuat mantan pemain Borussia Dortmund itu menjadi pemain I Rossoneri yang paling mengancam “Si Nyonya Besar”, julukan Juve.

Pulisic memuji kontribusi Conceicao untuk meningkatkan semangat skuad Milan. Menurut dia, kemenangan atas Juve adalah awal positif untuk era baru I Rossoneri.

“Kami berada di final yang akan ditentukan oleh semangan tim. Hasil semifinal memberikan 100 persen kepercayaan diri untuk melaju. Kami ingin mengulangi kemenangan kami atas Inter, meski mereka adalah tim luar biasa,” tutur Pulisic kepada Mediaset.

Selanjutnya, Milan akan jumpa Inter pada laga perebutan trofi juara, Selasa (7/1/2025) pukul 02.00 WIB, di Stadion Al Awwal Park. Milan berambisi meraih gelar kedelapan demi menyamai capaian Inter. Di sisi lain, Inter berupaya menyamai catatan Juve yang memimpin koleksi trofi Piala Super Italia dengan sembilan gelar.

Bagi Conceicao, ia berpeluang mengawinkan trofi Piala Super Italia sebagai pemain dan pelatih. Saat masih aktif bermain, Conceicao membantu Lazio meraih trofi Piala Super Italia edisi 1998.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *