Kinerja Positif Perusahaan Asuransi

Kinerja Positif Perusahaan Asuransi - Tahun 2023, Perusahaan Asuransi Jiwa Torehkan Kinerja Positif. Meski menghadapi tantangan penyesuaian

Kinerja Positif Perusahaan Asuransi – Tahun 2023, Perusahaan Asuransi Jiwa Torehkan Kinerja Positif. Meski menghadapi tantangan penyesuaian regulasi, sejumlah perusahaan asuransi jiwa pada 2023 masih mampu membukukan kinerja yang positif.

Hal ini antara lain didukung oleh inisiatif perusahaan yang menjaga portofolio bisnis, pengelolaan biaya dan risiko, dan peningkatan sumber daya manusia yang lebih kompatibel.

Sebagaimana diketahui, Otoritas Jasa Keuangan telah mengeluarkan Surat Edaran OJK Nomor 5 Tahun 2022 tentang Produk Asuransi yang Dikaitkan dengan Investasi (PAYDI). Hal ini mengingat penawaran produk asuransi PAYDI atau unitlink dalam beberapa tahun terakhir dilakukan secara salah kaprah sehingga mengakibatkan masyarakat merasa dirugikan.

Oleh sebab itu, dibuatlah SEOJK PAYDI yang mendorong perbaikan terkait aspek pemasaran, transparansi informasi, dan tata kelola aset. Di tengah proses penyesuaian regulasi tersebut, beberapa perusahaan asuransi jiwa masih mampu membukukan kinerja yang positif, antara lain PT AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri) Risk dan PT Perta Life Insurance (PertaLife Insurance).

Presiden Direktur AXA Mandiri Handojo G Kusuma mengatakan, pihaknya terus berupaya mengelola portofolio bisnis dan portofolio underwriting secara prudent sehingga perusahaan topgaming77 mampu membukukan laba bersih secara konsisten. Ke depan, produk premi reguler (pembayaran berkala) dan produk-produk tradisional yang bernuansa proteksi akan menjadi fokus perusahaan guna menjaga portofolio yang sehat.

”Kita ingin portofolio bisnis lebih sustainable sehingga pembenahan portofolio yang sehat menjadi kunci. Kita juga mempunyai ambisi untuk bisa tumbuh double digit,” katanya dalam paparan kinerja 2023, di Jakarta, Selasa (14/5/2024).

Selama 2023, AXA Mandiri membukukan laba bersih setelah pajak senilai Rp 1,33 triliun atau tumbuh 13,2 persen secara tahunan. Adapun total aset perusahaan per Desember 2023 mencapai Rp 41,11 triliun dengan tingkat solvabilitas (risk based capital/RBC) mencapai 519,24 persen.

Direktur AXA Mandiri Rudi Nugraha menambahkan, setelah pandemi Covid-19, masyarakat mulai beralih produk asuransi dari sebelumnya unitlink ke produk-produk tradisional, seperti produk endowment. Hal ini juga tecermin dari penurunan porsi produk asuransi unitlink secara industri pada 2023 sebesar 22,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 48 persen.

”Orang-orang sekarang lebih meminati program tradisional yang dapat memberikan manfaat pasti karena (iklim) investasi masih naik turun, apalagi kondisi sekarang tidak menentu. Namun, kami juga mempunyai banyak opsi. Dengan lihat data analitik, kami melihat mana nasabah yang cocok, baik untuk membeli produk tradisional maupun unitlink. Di AXA Mandiri, kami masih berimbang antara unitlink dan tradisional,” ujarnya.

Meskipun perekonomian global dan nasional mengalami dinamika yang penuh ketidakpastian, perusahaan berhasil membuktikan ketangguhannya melalui serangkaian pencapaian yang membanggakan.

Sementara itu, PT Perta Life Insurance (PertaLife Insurance) pada 2023 telah membukukan laba bersih sebesar Rp 96,14 Miliar atau tumbuh 32,61 persen secara tahunan. Hal ini ditopang oleh pendapatan premi yang tumbuh 31,49 persen secara tahunan menjadi Rp 902,72 miliar, pendapatan investasi yang tumbuh 53,87 persen secara tahunan menjadi Rp 153,81 miliar, dan imbal jasa Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) yang tumbuh 6,82 persen secara tahunan menjadi Rp 22,39 miliar.

Direktur Utama PertaLife Insurance Hanindio W Hadi menyampaikan, selama tahun terakhir pihaknya telah melakukan transformasi terkait pembenahan sumber daya manusia. Perusahaan juga membenahi produk dengan lebih berfokus kepada pemasaran dari hulu ke hilir agar lebih akuntabel, efektif, dan efisien.

”Meskipun perekonomian global dan nasional mengalami dinamika yang penuh ketidakpastian, perusahaan berhasil membuktikan ketangguhannya melalui serangkaian pencapaian yang membanggakan,” kata Hanindio dalam keterangan resmi, Selasa.

Sebelumnya, PertaLife Insurance tengah memoratorium atau menghentikan sementara penjualan satu-satunya produk unitlink perseroan, yakni PowerLink. Langkah tersebut diambil atas pertimbangan adanya penyesuaian dalam SEOJK No 5/2022 tentang PAYDI.

Selama ini, penjualan produk unitlink dilakukan melalui agen atau bersifat individual sehingga menimbulkan adanya biaya-biaya tambahan dan berpengaruh terhadap pengembangan investasi. Di sisi lain, hasil investasi produk PowerLink tidak terlalu cukup baik lantaran banyak premi yang diterima dipotong di depan dan digunakan untuk pengembangan produk. Pada kuartal III-2023, Pertalife Insurance mengelola dana PowerLink sekitar Rp 34,5 miliar.

”Kita sedang berpikir bagaimana mengubah strategi pemasaran agar tidak lagi melalui intermandiri yang costly, salah satunya melalui platform digital, dengan tetap memenuhi ketentuan yang telah diberikan oleh regulator. Namun, apakah efektif atau tidak? Ini masih menjadi PR (pekerjaan rumah) kita,” ujarnya (Kompas.id, 11/12/2024).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *