Manchester United Masih Ada dan Bernyawa – Imbang rasa menang. Kalimat tersebut cocok menggambarkan apa yang dialami Manchester United seusai menahan imbang tuan rumah Liverpool, 2-2, pada laga Liga Inggris di Stadion Anfield, Minggu (5/1/2025) malam WIB.
Setelah melewati empat Kencana69 kekalahan beruntun di Liga Inggris pada akhir Desember, ”Setan Merah” mendadak bersinar pada awal tahun.
Alih-alih hanya satu poin, MU seharusnya bisa pulang membawa poin penuh andai sepakan bek Harry Maguire di menit-menit akhir tidak melambung di atas mistar Liverpool yang dikawal Alisson Becker. Para pemain MU bak tampil dengan semangat baru pada awal tahun.
Perbedaan jurang di klasemen sementara, di mana MU tertinggal 13 tingkat dari Liverpool, tidak terasa. ”Setan Merah” bisa meladeni permainan agresif Liverpool yang mengincar gol cepat.
Tim besutan Manajer Ruben Amorim itu tampil solid dan militan. Pertahanan mereka tidak mudah ditembus Liverpool. Padahal, MU tengah menghadapi isu belum fasihnya para pemain dalam menerapkan formasi tiga bek.
Lebih dari itu, keseimbangan di lini tengah sangat stabil berkat keputusan Amorim mengganti duet Casemiro dan Christian Eriksen dengan Manuel Ugarte dan Kobbie Mainoo. Kehadiran Ugarte dan Mainoo memperkuat lini tengah MU. Ugarte tampil sangat disiplin dalam melindungi tiga bek di belakangnya.
Gelandang sekaligus kapten MU, Bruno Fernandes, juga tampil gemilang dengan mencatatkan satu asis. Pemain timnas Portugal itu sebelumnya menerima banyak kritik akibat perubahan perangainya. Fernandes yang sebelumnya selalu tampil percaya diri dan tenang berubah sembrono. Musim ini, Fernandes sudah tiga kali mendapat kartu merah.
”Kami telah dikritik dan itu wajar. Posisi kami di klasemen sudah menunjukkan semuanya. Kami telah kehilangan terlalu banyak poin. Saya sangat kecewa. Itu membuat saya frustrasi dan akhirnya saya tampil dengan baik. Kami tahu betapa sulitnya bermain melawan Liverpool, tetapi kami berusaha keras dan bermain dengan penuh semangat dan semangat,” kata Fernandes seusai laga, dikutip dari BBC Sport.
Performa MU tidak kunjung membaik meskipun sudah memecat Erik ten Hag lalu mendatangkan Ruben Amorim. Mantan pelatih Sporting CP itu sempat menjalani bulan madu di awal kedatangannya sebagai Manajer MU dengan mengalahkan Manchester City.
Akan tetapi, bulan madu Amorim berlangsung singkat. MU kembali pesakitan dengan menelan empat kekalahan beruntun pada akhir Desember. Posisi MU di klasemen sementara pun terpental ke peringkat 14 atau hanya empat tingkat di atas zona degradasi. Pembicaraan mengenai kemungkinan degradasi sempat dibahas serius di internal MU.
Akibat menelan empat kekalahan beruntun dan berada dalam bayang-bayang degradasi, ”Setan Merah” sama sekali tidak diperhitungkan kala menantang Liverpool di Anfield. Namun di luar dugaan, MU memberikan perlawanan sengit hingga akhir, bahkan berpotensi menang. Jadilah hasil akhir 2-2 itu sebagai imbang rasa menang.
Kemenangan atas City boleh dibilang penampilan terbaik MU di bawah Amorim. Namun, di Anfield, MU tampil lebih lengkap sebagai tim. Dari yang sebelumnya mati suri, MU kini membuktikan bahwa mereka masih ada dan bernyawa.
”Hari ini kami adalah tim yang berbeda, bukan karena sistemnya dan bukan karena aspek teknis permainan. Kami menghadapi persaingan dengan cara yang seharusnya kami hadapi setiap latihan dan pertandingan. Tidak masalah tempatnya, lawannya, kami harus menghadapi setiap pertandingan seperti ini,” kata Amorim.
Kebangkitan Martinez
Setelah tampil buruk dengan bertanggung jawab atas dua gol Newcastle United pada laga sebelumnya, bek MU, Lisandro Martinez, seakan bangkit untuk menebus kesalahan. Pemain timnas Argentina itu membuka keunggulan MU pada menit ke-52.
Meskipun berposisi bek tengah, Martinez turut maju membantu serangan. Keberaniannya menerobos barisan pertahanan Liverpool disokong visi bermain cemerlang Fernandes yang memberikan umpan terobosan.
Para pemain MU mengeksploitasi sisi kanan pertahanan Liverpool yang dijaga Trent Alexander-Arnold. Kecenderungan Alexander-Arnold yang kerap maju membantu serangan telah menimbulkan lubang di sisi kanan pertahanan. Gol kedua MU yang dicetak Amad Diallo pada menit ke-80 juga berawal dari upaya serangan di area tersebut.
”MU cenderung bermain dengan blok rendah dan terkadang mereka menekan sedikit lebih tinggi dari biasanya. Namun, mereka tidak mengambil risiko membangun serangan. Kami tidak terkejut dengan apa pun yang mereka lakukan,” kata Manajer Liverpool Arne Slot.