Melawat ke Bandung

Melawat ke Bandung - Haval dan Tank Melawat ke Bandung. Great Wall Motor (GWM) Indonesia, perusahaan yang memayungi jenama mobil Tank

Melawat ke Bandung – Haval dan Tank Melawat ke Bandung. Great Wall Motor (GWM) Indonesia, perusahaan yang memayungi jenama mobil Tank dan Haval di Indonesia, menggelar GWM Media Drive menuju Bandung, Jawa Barat. Dua mobil berjenis SUV ini merupakan mobil berdapur pacu paduan mesin bakar dan motor listrik. Skema paduan ini dipercaya lebih mudah diterima berbagai khalayak masyarakat di Indonesia.

Great Wall Motor, yang di Indonesia dijalankan PT Inchape Indomobil Energi Baru (IIEB), mengenalkan produknya pertama kali pada pergelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show 2023. Saat itu, mereka membawa tiga merek, yakni Tank, Haval, dan Ora, yang merupakan mobil perkotaan bertenaga listrik murni. Dalam perjalanannya, jenama Tank dan Haval dipasarkan lebih dulu.

Varian Tank yang masuk Indonesia adalah Tank 500. Ini adalah mobil berukuran bongsor, alias full-size SUV dengan dimensi panjang 5 meter dan tinggi 1,9 meter. Mesin bakarnya berkapasitas 1.998 cc dengan turbo yang mengonsumsi bensin beroktan minimal RON 92. Tenaga yang dihasilkan bersama dengan motor listrik mencapai 346 HP dan torsi maksimum 615 Nm.

Tank 500 diposisikan sebagai SUV kelas premium dengan kelengkapan fitur dan kenyamanan di atas mumpuni. Skema nexwin77 rangka ladder frame membuatnya berada satu level dengan Toyota Land Cruiser 300, atau Nissan Patrol. Tapi, harganya tak setinggi Land Cruiser terbaru itu. PT IIEB mematok harga Tank 500 di angka Rp 1,19 miliar. Ini merupakan mobil asal China termahal yang ada di pasaran Indonesia saat ini.

Kemampuan dan kenyamanan Tank 500 itulah yang hendak diuji selama perjalanan Jakarta-Bandung-Jakarta pada Selasa hingga Rabu (7-8/5/2024). Acara ini diikuti 18 jurnalis dari berbagai media, yang bergantian mencicipi dua unit tes Tank 500, juga empat unit Haval H6. Keduanya bertenaga hibrida, alias hybrid electric vehicle (HEV).

Sepeda motor, ataupun mobil berjuluk ”raja jalanan” sekalipun, seperti tak bertaji. Setidaknya, itulah kesan pertama yang dirasakan menyetir mobil ini semenjak berangkat dari Senayan, Jakarta, sampai di Jalan Tol Cipularang.

Sulit mengabaikan citra Tank sebagai mobilnya ”orang penting” dengan rupa sedemikian agresif. Moncongnya dihiasi aksen krom tebal bergaya SUV gaya Amerika Serikat. Lekukan bodi yang dilihat dari belakang berbentuk trapesium memperkuat kesan kokoh. Lingkar roda dengan pelek 20 inci menopang kesan superior itu. Citra agresif adalah bawaan lahir mobil ini.

Tenaga yang besar membuat mobil ini bisa bergerak cepat. Akselerasinya gesit meski tidak terlalu ”menjambak”. Bisa jadi, faktor bobot mobil yang mencapai tiga ton sedikit mengurangi agresivitasnya. Tapi melaju di kecepatan di atas 100 kilometer per jam terasa stabil. Jika tak ada pantulan angka kecepatan di kaca pengemudi (head-up display), mungkin tak sadar jika mobil sudah melaju sedemikian cepat.

Kemampuan Tank 500 menyerap guncangan juga terbilang sangat baik. Ia tidak berayun-ayun layaknya mobil bersasis ladder frame lainnya. Paduan antara suspensi individual di lini roda depan dan gardan tunggal di belakang membuat bantingan mobil ini cenderung anteng—ada kesan kaku yang membuatnya stabil melibas guncangan di kecepatan tinggi.

Kenyamanan di sisi eksterior itu terbawa ke dalam kabin mobil. Posisi duduk pengemudi dan penumpang depan bisa dikonfigurasi sedemikian rupa, dan bisa disimpan sampai tiga pola. Kedua jok baris depan ini bisa ”memijit” punggung dengan delapan pilihan gerak. Kenyamanan ini ditambah dengan jok yang bisa mengeluarkan hawa dingin.

Penumpang baris kedua, yang semestinya jadi bakal sering ditempati pemilik mobil, tak kalah nyaman. Duduk di jok berbalut kulit Nappa melenakan karena paha tertopang dengan baik. Sandaran punggung bangku baris kedua ini juga bisa merebah, dengan ruang kaki yang terbilang panjang untuk penumpang bertinggi badan sekitar 175 sentimeter.

Laju di jalur minim hambatan seperti jalan tol disking beragam fitur berkendara, seperti pengatur lajur (lane keeping assist/LKA) dan pengontrol laju adaptif (adaptive cruise control/ACC). Terkait fitur ACC, ada satu kelemahannya, yakni sistem pengereman yang terlalu menggigit jika kecepatan berkurang. Ini berdampak kurang nyaman bagi penghuni mobil.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *