Pemerintah Masifkan Operasi Pasar Bawang Merah di Jakarta – Badan Pangan Nasional dan Kementerian Pertanian memasifkan operasi pasar bawang merah melalui program Gerakan Pangan Murah atau GPM. Gerakan yang menyasar 63 lokasi dan dua pasar mitra tani hortikultura di Jakarta ini akan digelar pada 29 April-8 Mei 2024.
Pemerintah akan menyediakan bawang merah jenis batu ijo, bima brebes, dan brebes super berkemasan 0,5 kilogram (kg) dan 1 kg dengan harga terjangkau. Bawang merah batu ijo dapat venetian89 dibeli dengan harga Rp 25.000 per kg, bima brebes Rp 35.000 per kg, dan brebes super Rp 40.000 per kg.
Berdasarkan data Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga rerata nasional bawang merah di tingkat konsumen berada di atas batas bawah harga acuan penjualan (HAP) sejak 3 April 2024. Harga reratanya pada H-7 Lebaran senilai Rp 36.230 per kg.
Harga tersebut terus berfluktuasi hingga menembus batas atas HAP. Per Minggu (28/4/2024), harga reratanya mencapai Rp 50.820 per kg. Harga ini berada di atas batas atas-bawah HAP bawang merah di tingkat konsumen Rp 36.500-Rp 41.500 per kg.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, mengatakan, GPM bawang merah merupakan bentuk kerja kolaboratif untuk menjaga stabilisasi stok dan harga komoditas itu. GPM melibatkan juga Kementerian Pertanian dan beberapa petani unggulan bawang merah, pedagang pasar, serta badan usaha milik negara dan desa.
“Melalui GPM itu, masyarakat bisa membeli bawang merah dengan harga lebih terjangkau karena komoditas itu berasal dari petani. Kami perkirakan, harga bawang merah bisa stabil kembali dalam 30-40 hari mendatang,” ujarnya melalui siaran pers di Jakarta.
Arief menjelaskan kenaikan harga bawang merah terjadi lantaran produksi bawang merah di sejumlah daerah sentra turun akibat banjir. Beberapa daerah itu antara lain Brebes, Kendal, Demak, Grobogan, dan Pati di Jawa Tengan, dan Cirebon di Jawa Barat.
Tanaman bawang merah yang terdampak banjir di daerah-daerah itu seluas sekitar 7.500 hektar. Dari jumlah itu, tanaman bawang merah di lahan seluas 2.500 hektar mengalami puso atau gagal panen.
“Potensi kehilangan produksi bawang merah tersebut bisa sekitar 25.000 ton. Faktor lain yang memengaruhinya adalah keterbatasan tenaga kerja mulai dari tingkat produsen, distributor, hingga pasar menjelang dan beberapa hari setelah Lebaran,” kata Arief.
Dalam GPM nanti, pemerintah juga akan menyediakan sejumlah komoditas pangan lain dengan harga terjangkau. Hal itu mulai dari beras, minyak goreng, gula pasir, telur dan daging ayam ras, bawang putih, cabai merah keriting, cabai rawit merah, dan daging sapi beku.
Sementara terkait harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani, laju penurunan harga komoditas itu mulai tertahan di tengah panen raya padi. Hal itu lantaran pemerintah memberlakukan harga acuan pembelian pemerintah (HPP) sementara GKP dan memutuskan HPP tetap GKP di tingkat petani sebesar Rp 6.000 per kg.
Bapanas memberlakukan HPP sementara GKP pada 3 April-30 Juni 2024. Kemudian, pada 24 April 2024, Bapanas memutuskan menaikkan HPP tetap GKP dari Rp 5.000 per kg menjadi Rp 6.000 per kg. Namun, kebijakan ini masih belum mengangkat harga GKP petani sesuai HPP GKP baru.
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Hery Sugiharto, Minggu, mengatakan, HPP GKP di tingkat petani Rp 6.000 per kg memang tidak seauai usulan petani. Sejumlah organisasi petani mengusulkan HPP itu Rp 6.500-Rp 7.000 per kg.
Kendati begitu, HPP itu mampu meredam harga GKP di tingkat petani tidak anjlok semakin dalam di saat puncak panen raya padi. Di Demak, harga GKP di tingkat petani yang sebelumnya merosot hingga Rp 5.500 per kg, mulai naik menjadi Rp 5.600 per kg.
“Kami berharap, harga GKP tersebut bisa naik terus minimal sama dengan HPP GKP baru,” ujarnya ketika dihubungi dari Jakarta.