SepakBola Putri Korea Utara – Bukti Supremasi Tim Sepak Bola Putri Korea Utara di Asia. Tim sepak bola putri topgaming77 Korea Utara menunjukkan supremasinya di Asia pada level kelompok umur, sama seperti 14 tahun lalu. Dua bulan setelah menjuarai Piala Asia Putri U-20 2024, Korea Utara keluar sebagai tim terbaik di Asia pada kategori U-17 dengan penampilan sempurna. Tidak ada kekalahan dalam perjalanan Korea Utara, tidak ada juga gol yang bersarang di gawang mereka kali ini.
Tangisan mewarnai akhir pertandingan final Piala Asia Putri U-17 2024 antara Korea Utara dan Jepang di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Indonesia, Minggu (19/5/2024). Korea Utara menangis haru karena keluar sebagai juara dengan kemenangan 1-0 berkat gol Jon Il Chong (46’). Sebaliknya, Jepang menangis sedih lantaran kesempatan mempertahankan gelar juara telah sirna.
Harapan kami adalah mengibarkan bendera Korea Utara di langit dunia. Kami mewujudkan impian kami dengan mengibarkan bendera Korea Utara hari ini.
Setelah wasit meniup peluit panjang, para pemain cadangan dan tim kepelatihan Korea Utara langsung masuk ke lapangan. Mereka memeluk para pemain yang selesai berjuang untuk meraih gelar juara keempat di turnamen tersebut. Setelah itu, bersama-sama mereka berlari santai sambil membawa bendera Korea Utara untuk merayakan keberhasilan tersebut.
”Tim kami telah bekerja keras untuk mencapai titik ini. Meskipun latihan fisik yang berat, tim kami mampu naik ke podium kejuaraan ini,” kata Jon Il Chong, pencetak gol terbanyak turnamen dengan 6 gol, dengan terbata-bata dan menahan tangis.
”Dengan mencetak satu gol hari ini, kami menang untuk pertama kalinya sejak 2017. Anda dapat melihat betapa pentingnya tujuan ini bagi kami. Harapan kami adalah mengibarkan bendera Korea Utara di langit dunia. Kami mewujudkan impian kami dengan mengibarkan bendera Korea Utara hari ini,” tutur Jon Il Chong.
Gelar juara Korea Utara diraih dengan penampilan sempurna. Korea Utara menyapu bersih kemenangan dalam total lima pertandingan di Piala Asia Putri U-17 yang digelar sejak 6 Mei 2024 itu. Tak hanya itu, skuad asuhan Pelatih Song Sung Gwon ini juga menjadi tim tersubur dalam turnamen ini dengan 24 gol. Sebaliknya, gawang mereka tak pernah sekali pun kebobolan.
Dengan kesuksesan di Bali, Korea Utara menyandingkan gelar Piala Asia Putri U-17 dengan titel dari turnamen yang sama untuk tim U-20. Pada Maret 2024, tim U-20 Korea Utara juga berhasil menjadi juara Piala Asia Putri. Mereka mengulang pencapaian 14 tahun lalu atau pada 2007 ketika gelar di Piala Asia Putri U-17 bersanding dengan Piala Asia Putri U-20.
Korea Utara juga membalaskan kekalahan di final Piala Asia Putri edisi sebelumnya pada 2019. Saat itu, tim berjulukan ”Eastern Azaleas” ini kalah dari Jepang, 1-2.
Terlepas dari hasil akhir pertandingan pada final kali ini, Korea Utara dan Jepang benar-benar menunjukkan diri sebagai dua tim digdaya di Piala Asia Putri U-17. Korea Utara dan Jepang mempertontonkan permainan intensitas tinggi sejak sepak mula.
Pada babak pertama, Jepang sebenarnya unggul tipis dalam penguasaan bola dengan 58 persen. Namun, Jepang kalah dari segi peluang mencetak gol.
Mereka hanya memiliki satu peluang emas pada menit ke-32 lewat tendangan kaki kanan Hina Hirakawa dari dalam kotak penalti. Bola meluncur datar mengenai pemain bertahan Korea Utara sebelum akhirnya membentur tiang dan keluar lapangan.
Adapun Korea Utara menggempur pertahanan Jepang lewat aksi para mesin golnya, seperti Choe Il Son dan Jon Il Chong yang sama-sama mencatatkan total lima gol hingga semifinal. Namun, Korea Utara kurang klinis pada babak pertama.
Kesempatan juga datang dari Ho Kyong yang berhadapan satu lawan satu dengan kiper Yuka Makiguchi, tetapi bola tendangan kaki kanannya mampu ditangkap lawan. Ho Kyong lantas diganti pada menit ke-43 dengan Kang Ryu Mi, pemilik tiga gol.
Kebuntuan Korea Utara akhirnya terpecahkan semenit selepas turun minum. Gol semata wayang tercipta setelah diawali umpan panjang Ri Ye Gyong yang dikejar Choe Il Son ke dalam kotak penalti. Sebelum berhasil menguasai bola, Choe Il Son dihadang dua pemain bertahan dan kiper Jepang.
Malang bagi Jepang, bola justru mengarah ke Jon Il Chong yang berlari menuju kotak penalti. Dengan kaki kanan, Jon lantas menendang bola ke gawang kosong setelah ditinggalkan kiper Yuka Makiguchi.