Tenaga Kerja Terampil – Marak di Batam dan Jabodetabek, Pusat Data Butuh Banyak Tenaga Kerja Terampil. Tenaga kerja terampil makin banyak dibutuhkan untuk pembangunan dan pengoperasian fasilitas pusat data. Di Indonesia, Batam dan Jabodetabek menjadi wilayah target pembangunan pusat data.
”Industri fasilitas pusat data kekurangan sakaw39 suplai tenaga kerja. Pada saat pandemi Covid-19 terjadi, kebiasaan warga bergeser ke digital dan berbagai industri mengikuti tren itu dengan gencar melakukan transformasi digital. Transformasi digital ternyata terus berlanjut setelah pandemi dan ini semua membutuhkan fasilitas pusat data,” ujar CEO NeutraDC Nxera Batam Indrama YM Purba seusai menghadiri sesi berbagi (sharing session) ”CEO NeutraDC Nxera bersama Politeknik Negeri Batam”, Jumat (14/6/2024), di Jakarta.
Menurut dia, kebutuhan talenta terampil untuk industri fasilitas pusat data berasal dari berbagai latar belakang pendidikan. Ini mengikuti komponen-komponen di fasilitas pusat data, yang antara lain mencakup bangunan fisik, jaringan, keamanan siber, dan uninterruptible power supply (UPS).
”Talenta untuk fasilitas pusat data itu banyak, dari konsultan, tenaga untuk konstruksi, hingga operasional. Baik di Batam maupun di Jabodetabek kini sedang (marak) pembangunan fasilitas pusat data. Dengan begitu, ketika ditanya apakah kekurangan talenta, ya, jawabannya kurang,” ungkap Indrama.
Mengutip laporan riset Uptime Institute, Indrama menyampaikan, 53 persen operator fasilitas pusat data di dunia pada 2022 melaporkan kesulitan menemukan karyawan yang memenuhi syarat. Padahal, pada 2021, hanya 47 persen operator pusat data yang melaporkan susahnya mencari talenta terampil. Sementara pada 2018, hanya 38 persen operator yang kesulitan.
Laporan yang sama menyebutkan, setidaknya 2,3 juta pekerja penuh waktu akan dibutuhkan untuk menjaga pusat data tetap beroperasi secara global pada 2025. Permintaan tersebut terutama datang dari raksasa internet dan penyedia kolokasi pusat data di Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika.
Guna mengatasi kekurangan talenta fasilitas pusat data, Uptime Institute menyarankan, para pemimpin industri harus bekerja sama meningkatkan perekrutan dan pelatihan. Strategi perekrutan dan pendampingan tradisional harus diganti dengan pendekatan baru yang memanfaatkan transformasi digital dan tren inovasi terkini.
NeutraDC Nxera Batam, Indrama melanjutkan, akan mengombinasikan tenaga kerja dari dalam dan luar Batam, dengan harapan supaya ada transfer ilmu.
Sementara itu, Direktur Politeknik Negeri Batam Uuf Brajawidagda mengatakan, pembangunan fasilitas pusat data di Batam marak dalam lima tahun terakhir. Politeknik Negeri Batam berusaha relevan dengan fenomena industri tersebut dengan cara membuat program studi yang sesuai. Salah satu contonya adalah program studi di rekayasa keamanan siber.
”Alumni kami terserap di berbagai perusahaan penyedia fasilitas pusat data yang antara lain berlokasi di Nongsa,” ujarnya.
Menurut Uuf, kehadiran Politeknik Negeri Batam memiliki visi mendukung investasi di Batam. Oleh karena itu, berbagai program studi sengaja didesain sesuai kebutuhan industri yang berkembang di Batam, termasuk pusat data. Metode pelajaran pun didesain berbasis proyek industri. Lalu, mahasiswa didorong magang minimal satu tahun.
Dengan sistem pembelajaran seperti itu, dia mengklaim, 83 persen lulusan terserap industri dalam kurun waktu tiga bulan setelah lulus. Kemudian, 90 persen dari total alumni tetap tinggal di Batam karena terserap langsung oleh industri - industri di Batam.
”Batam adalah salah satu lokomotif ekonomi Indonesia. Pengembangan industri berbasis teknologi ataupun pembangunan infrastruktur digital kerap menjadikan Batam sebagai lokasi pertama. Dunia pendidikan seperti kami harus bisa link and match dengan fenomena tersebut,” imbuhnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Indonesia Data Center Provider Organization (IDPRO) Hendra Suryakusuma mengatakan, bisnis pusat data di Indonesia tetap akan kemilau. Sebab, penetrasi pengguna internet di Indonesia sudah menyentuh 70 persen dari total populasi penduduk.
Pada akhir Desember 2023, kapasitas pusat data di antara perusahaan pusat data anggota IDPRO sudah mencapai 300 MW. Kapasitas ini diyakini lebih tinggi karena ada perusahaan teknologi yang bangun sendiri, seperti AWS dan Microsoft.
Pada 2024, di antara perusahaan anggota IDPRO masih akan menambah 300 MW lagi. Hendra memperkirakan, tahun 2030 kapasitas pusat data di Indonesia bisa menyentuh sampai di atas 2 gigawatt (Kompas.id, 10/1/2024).