7.20 Juta Orang Menganggur

7.20 Juta Orang Menganggur - Sedikitnya 7,20 Juta Orang Masih Jadi Penganggur. Jumlah penganggur di Indonesia berangsur-angsur turun

7.20 Juta Orang Menganggur – Sedikitnya 7,20 Juta Orang Masih Jadi Penganggur. Jumlah penganggur di Indonesia berangsur-angsur turun dari posisi puncak selama periode pandemi Covid-19. Namun, jumlahnya masih lebih banyak ketimbang sebelum pandemi, setidaknya pada periode 2018-2019.

Jumlah penganggur pada Februari 2018 dan Februari 2019, masing-masing sebanyak 6,87 juta orang 6,82 juta orang. Pada Februari 2020 ketika Indonesia belum mengalami topgaming77 pandemi, jumlah penganggur sudah merangkak naik ke 6,88 juta orang.

Jumlah penganggur melonjak pada Februari 2021 sebanyak 8,75 juta orang. Ini merupakan jumlah penganggur terbanyak selama pandemi. Seiring upaya pengendalian pandemi, jumlah penganggur berangsur-angsur turun.

Berturut-turut jumlahnya adalah 8,40 juta orang pada 2022 dan 7,99 juta orang pada 2023. Pada 2024, tren penurunan terus berlanjut. Sesuai pengumuman Badan Pusat Statistik pada Senin (6/5/2024), jumlah penganggur per Februari 2024 sebanyak 7,20 juta orang.

Sekalipun turun, tetapi jumlah penganggur mutakhir ini masih lebih banyak ketimbang masa sebelum pandemi. Sebagaimana telah disebutkan di atas, penganggur pada Februari 2018 sebanyak 6,87 juta orang dan pada Februari 2019 sebanyak 6,82 juta orang.

Pelaksana Tugas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, pada keterangan pers, mengatakan, tingkat pengangguran per Februari 2024 lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Angka itu sekaligus lebih rendah dibandingkan tingkat pengangguran sebelum pandemi Covid-19.

BPS mencatat, tenaga kerja per Februari 2024 paling banyak terserap di sektor akomodasi dan makanan minuman sebanyak 960.000 orang, sektor perdagangan sebanyak 850.000 orang, dan sektor administrasi pemerintahan menyerap 760.000 orang tenaga kerja.

“Penurunan tingkat pengangguran terbuka konsisten terjadi baik pada penduduk laki-laki maupun perempuan, juga di wilayah perkotaan maupun pedesaan. Seluruhnya sudah lebih rendah dibandingkan kondisi sebelum pandemi, setidaknya per Februari 2020,” kata Amalia.

Setiap tahun, BPS secara reguler merilis data tingkat pengangguran terbuka (TPT) Februari dan Agustus. Masing-masing dirilis pada awal Mei dan November. Untuk TPT Februari 2024, BPS merilisnya pada Senin (6/5/2024).

Jumlah angkatan kerja pada Februari 2024 mencapai 142,18 juta orang. Sebanyak 7,20 juta orang di antaranya penganggur. Dengan demikian, tingkat pengangguran terbuka adalah 4,82 persen.

Artinya, dari 100 penduduk usia 15 tahun ke atas yang tersedia untuk memproduksi barang dan jasa (angkatan kerja), 5 orang merupakan penganggur. Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia 15 tahun dan lebih yang bekerja, punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, dan pengangguran.

TPT merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar. Hal itu sekaligus menggambarkan kurang termanfaatkannya pasokan tenaga kerja.

Mengutip siaran pers BPS, TPT laki-laki pada Februari 2024 sebesar 4,96 persen, lebih tinggi dibandingkan TPT perempuan sebesar 4,60 persen. TPT laki-laki dan perempuan turun dibandingkan Februari 2023, masing-masing sebesar 0,87 persen poin dan 0,26 persen poin.

Berdasarkan daerah tempat tinggal, TPT perkotaan (5,89 persen) jauh lebih tinggi dibandingkan TPT di daerah perdesaan (3,37 persen). Sementara berdasarkan kelompok umur, TPT penduduk kelompok usia 15–24 tahun merupakan yang tertinggi, yaitu mencapai 16,42 persen.

TPT penduduk kelompok umur 60 tahun ke atas merupakan yang terendah, yaitu sebesar 1,14 persen.

Berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh angkatan kerja, masih mengutip PBS, TPT berlatar belakang tamatan sekolah menengah kejuruan masih yang tertinggi dibandingkan tamatan jenjang pendidikan lainnya pada Februari 2024, yaitu sebesar 8,62 persen.

Sementara TPT yang paling rendah adalah mereka yang berlatar belakang pendidikan SD ke bawah, yaitu sebesar 2,38 persen.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *